Senin, 28 Januari 2013

Seren Taun Aset Budaya Sunda

Acara adat Sunda Seren Taun, merupakan sebuah gelaran tradisi budaya leluhur Sunda Kuningan yang harus dilestarikan. Upacara Adat Seren Taun digelar setiap 22 Rayagung tiap tahunnya sebagai bentuk rasa syukur masyarakat agraris dengan simbol penumbukan padi oleh para sesepuh dan ratusan masyarakat adat.
Pada puncak acara yang digelar di Komplek Paseban Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Sabtu (19/11) bertepatan dengan tahun 1944 Saka Sunda, tampak ribuan masyarakat yang berasal dari wilayah lokal Kuningan, lintas daerah Provinsi Jawa Barat dan juga dari berbagai daerah dari luar Jawa Barat. Bahkan, tampak pula beberapa wisatawan manca Negara yang turut meramaikan puncak acara seren taun tersebut.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kuningan, Oyo Sukarya kepada Kuningan News mengatakan. Budaya Seren Taun yang dimiliki masyarakat Kuningan merupakan salah satu aset daerah yang multifungsi. Untuk mempertahankan budaya ini, Pemkab Kuningan sudah semestinya dapat lebih pro aktif dalam mempromosikan aset budaya sunda ini ke berbagai daerah di Indonesia dan juga ke mancanegara.
“Selain itu, melalui acara seren taun ini, Pemkab Kuningan harus dapat melakukan berbagai sentuhan budaya dalam bentuk kemasan seni. Hal itu bisa saja dilakukan oleh Pemkab Kuningan, dengan tidak mengurangi makna dari filosofis Seren Taun itu sendiri,”timpalnya.
Terpisah, pemerhati sejarah Kuningan, Syarif Juanda mengaku sangat bangga atas dilestarikannya tradisi Seren Tahun sebagai asset budaya lokal di Kuningan. “Saya piker, ini harus dilestarikan. Namun, alangkah lebih baiknya lagi jika kita pikirkan lagi tentang sejarah peradabannya. Kita harus menggali dan mengkaji lebih jauh, siapa yang melahirkan budaya seren taun ini,”sarannya.
Dikatakan Syarif, saat ini sudah waktunya sejarah kebesaran leluhur Kuningan diangkat kembali ke publik. Sebab, kebudayaan itu bisa terlahir dari sebuah peradaban. Jangan sampai ada pengecilan kembali nama Kuningan. “Seren Taun ini budaya kita sendiri yang patut dipertahankan. Ingat, pewayangan juga berasal dari Kuningan. Untuk itu, mari kita sama-sama renungkan ada apa sebenarnya di Kuningan ini,”tandasnya. (muh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar