Acara adat Sunda Seren Taun, merupakan
sebuah gelaran tradisi budaya leluhur Sunda Kuningan yang harus
dilestarikan. Upacara Adat Seren Taun digelar setiap 22 Rayagung tiap
tahunnya sebagai bentuk rasa syukur masyarakat agraris dengan simbol
penumbukan padi oleh para sesepuh dan ratusan masyarakat adat.
Pada puncak acara yang digelar di
Komplek Paseban Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Sabtu (19/11)
bertepatan dengan tahun 1944 Saka Sunda, tampak ribuan masyarakat yang
berasal dari wilayah lokal Kuningan, lintas daerah Provinsi Jawa Barat
dan juga dari berbagai daerah dari luar Jawa Barat. Bahkan, tampak pula
beberapa wisatawan manca Negara yang turut meramaikan puncak acara seren
taun tersebut.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kuningan, Oyo
Sukarya kepada Kuningan News mengatakan. Budaya Seren Taun yang dimiliki
masyarakat Kuningan merupakan salah satu aset daerah yang multifungsi.
Untuk mempertahankan budaya ini, Pemkab Kuningan sudah semestinya dapat
lebih pro aktif dalam mempromosikan aset budaya sunda ini ke berbagai
daerah di Indonesia dan juga ke mancanegara.
“Selain itu, melalui acara seren taun
ini, Pemkab Kuningan harus dapat melakukan berbagai sentuhan budaya
dalam bentuk kemasan seni. Hal itu bisa saja dilakukan oleh Pemkab
Kuningan, dengan tidak mengurangi makna dari filosofis Seren Taun itu
sendiri,”timpalnya.
Terpisah, pemerhati sejarah Kuningan,
Syarif Juanda mengaku sangat bangga atas dilestarikannya tradisi Seren
Tahun sebagai asset budaya lokal di Kuningan. “Saya piker, ini harus
dilestarikan. Namun, alangkah lebih baiknya lagi jika kita pikirkan lagi
tentang sejarah peradabannya. Kita harus menggali dan mengkaji lebih
jauh, siapa yang melahirkan budaya seren taun ini,”sarannya.
Dikatakan Syarif, saat ini sudah
waktunya sejarah kebesaran leluhur Kuningan diangkat kembali ke publik.
Sebab, kebudayaan itu bisa terlahir dari sebuah peradaban. Jangan sampai
ada pengecilan kembali nama Kuningan. “Seren Taun ini budaya kita
sendiri yang patut dipertahankan. Ingat, pewayangan juga berasal dari
Kuningan. Untuk itu, mari kita sama-sama renungkan ada apa sebenarnya di
Kuningan ini,”tandasnya. (muh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar